Tempat yang Sering Dilupakan

 

CNNIndonesia.com, Di sebuah dusun yang bahkan Google Maps tak akurat menggambarkannya, jalanan becek menjadi bagian dari rutinitas. Tak ada plang proyek, tak ada baliho program bantuan. Hanya deru angin dan suara ayam yang menyambut pagi. Banyak yang menganggap tempat ini tak lagi punya masa depan—tapi kami datang dan melihat sebaliknya.

 

Wajah-Wajah yang Masih Percaya

 

Kami temui ibu-ibu yang tetap menanak nasi dengan kayu bakar sambil menyanyikan lagu anak. Kami dengar tawa bocah-bocah yang belajar membaca dari buku warisan bertahun-tahun lalu. Di balik keterbatasan itu, tumbuh harapan yang tak pernah diumumkan dalam konferensi pers. Harapan yang tumbuh bukan karena bantuan datang, tapi karena mereka tak berhenti percaya pada hidup.

 

Harapan yang Tak Perlu Panggung

 

Tak ada kamera yang menyorot, tak ada jurnalis yang menyodorkan mikrofon—kecuali kami. Dan dari setiap obrolan di warung kecil atau teras rumah reyot, kami tahu: mereka bukan tak berharap, mereka hanya terlalu sering dikecewakan untuk menunjukkan harapannya. Tapi ia masih ada. Diam-diam, kuat, dan jujur.

 

Karena Harapan Tak Pernah Mati

 

Kami datang bukan untuk membawa solusi, tapi untuk mendengar. Dan dari tempat yang katanya tak lagi punya harapan, justru kami belajar bahwa harapan itu bukan sesuatu yang harus diumumkan—cukup dirawat. Kadang, harapan paling kuat justru tumbuh dari tanah yang paling gersang.

https://cdn.cnnindonesia.com/cnnid/images/logo_cnn_fav.png?v=12.0.9