Kompas.tv, Kami menyapa mereka dengan kamera yang siap merekam, tapi justru disambut senyum yang terasa menahan sesuatu. Bukan senyum untuk tampil di layar, tapi senyum karena mereka terbiasa kuat. Senyum yang tak lahir dari kemudahan, tapi dari pilihan untuk tetap ramah meski hidup tak memberi banyak pilihan. Kamera kami merekam wajah mereka, tapi tidak bisa menangkap penuh apa yang ada di balik matanya.
Perjuangan yang Tidak Masuk Naskah Berita
Seorang ibu menyuapi anaknya dengan nasi sisa kemarin, sambil berkata, “Alhamdulillah, masih bisa makan.” Seorang petani mengangkat hasil panen seadanya dengan bahu yang sudah renta. Mereka tidak mengeluh, tidak berharap viral, hanya ingin terus berjalan. Di balik ketegaran yang kami lihat, ada malam-malam panjang tanpa kepastian, ada kerja tanpa jaminan, dan ada harapan yang tak berani diucapkan keras-keras.
Kamera Bisa Mati, Tapi Hidup Mereka Terus Berjalan
Kami sadar, tak semua hal bisa ditangkap oleh kamera. Tak semua cerita bisa ditulis dengan sempurna. Tapi kami tahu, setiap senyum itu menyimpan perjuangan yang terlalu dalam untuk ditampilkan hanya sebagai tayangan. Mereka tak butuh disorot untuk menjadi kuat. Mereka sudah kuat sejak lama, bahkan saat tak ada siapa pun yang datang melihat.
Jurnalisme yang Lebih dari Gambar dan Suara
Kami datang bukan hanya untuk merekam, tapi untuk mengakui. Bahwa ada kisah yang lebih besar dari durasi siaran, lebih dalam dari apa yang bisa ditampilkan. Kami ingin menyampaikan yang tak sempat diucapkan, memperlihatkan yang selama ini tersembunyi. Karena di balik senyum mereka, kami temukan Indonesia yang sesungguhnya — diam, tulus, dan terus bertahan tanpa sorotan.